A Romantic Story About Serena

BOOK: A Romantic Story About Serena
9.79Mb size Format: txt, pdf, ePub
A ROMANTIC STORY ABOUT SERENA

Penerbit:
Saira Publisher

A ROMANTIC
STORY ABOUT SERENA

Oleh:
Santhy Agatha

Copyright ©
September 2012 by Santhy Agatha

Email: [email protected]

anakcantikspot.blogspot.com

epub editor
& convert:
Yudi
portalnovel

Desain Sampul:

Picture by
Google design Saira Production

Diterbitkan
melalui:
www.nulisbuku.com

Dari Penulis:

Kisah ini terbentuk dari impian
romantis saya tentang sebuah kisah percintaan yang penuh dengan kontradiksi.
Dimana sebuah percintaan yang hidup tidak mungkin bisa semulus dongeng romantis
pada umumnya yang selalu menyiratkan kisah putri nan jelita dengan pangeran
tampan dengan sifat sempurna yang pada akhirnya akan selalu hidup bahagia untuk
selama-lamanya.

Oh ya, tentu saja saya juga
penggemar kata-kata itu
“hidup bahagia
untuk selama-lamanya”,
dan saya selalu mendoakan semua tokoh di cerita
dongeng saya berakhir seperti itu pula. Tetapi saya ingin menyajikan bahwa untuk
mencapai hidup bahagia selama-lamanya tidaklah semudah cerita dongeng,
kadangkala kita harus melawan hati nurani kita, kita harus bertentangan dengan
norma yang ada, kita harus berjuang untuk menentukan yang terbaik dan kita
harus berdiri diantara dua pilihan yang sulit.

Saya penggemar pangeran tampan,
hanya saja pangeran tampan di cerita saya kebanyakan tidak seromantis dan
sebaik hati pangeran tampan di kisah-kisah dongeng, Pangeran tampan di cerita
saya adalah manusia biasa yang sempurna di balik ketidaksempurnaannya, mereka
ditempa oleh hidup hingga kadang menjadi pahit dan kejam, tetapi bagaimanapun
mereka adalah pangeran tampan yang akan mencintai sang putri sepenuh hati
ketika mereka menemukannya.

Terimakasih untuk suami saya,
pangeran tampan pribadi saya fans nomor satu saya. Yang
 
kenyataannya telah jatuh cinta kepada kisah
ini terlebih dahulu baru kemudian baru jatuh cinta kepada saya. Kalian tidak
akan percaya betapa cerita ini telah menyatukan dua hati yang harusnya tidak
bertemu, hingga akhirnya menyatu dalam suatu pernikahan yang ( saya harap )
bahagia selamanya.

Dan terimakasih pada seluruh
admin dan pembaca
 
portal novel (
portalnovel.blogspot.com
) yang menganggap cerita saya
cukup layak dibaca, lalu menerbitkannya secara berkala, sehingga saya bisa
bertemu dengan penikmat-penikmat novel yang sehati dengan saya.

Saya harap kalian semua
menikmati sang pangeran tampan versi saya dalam ‘A Romantic Story About Serena”
ini

 

Salam - Santhy Agatha

 

Bab 1

Serena menarik napas panjang sebelum membuka pintu itu, pintu besar
kokoh yang terlihat begitu mewah dan berkuasa itu seakan mencerminkan apa yang
menunggu dibaliknya. Sambil menenangkan debar jantungnya dibukanya pintu itu,
dan ketika menyadari tangannya berkeringat, Serena tersenyum kecut,

Seperti akan menghadapi
hukuman mati saja,
 
desisnya dalam hati.

Ketika masuk Serena menyadari ruangan itu sangat luas. Suasana didalam
ruangan itu sungguh elegan, dengan penataan ruang dari desainer terkenal dan
perabotan kelas tinggi yang khusus dipesan untuk ruangan ini. Temperaturnya
diatur senyaman mungkin dan samar-samar tercium aroma cendana yang menenangkan.
Semua yang ada diruangan ini sungguh menyenangkan,
ups!!,..
salah, semua menyenangkan kecuali satu hal, dan satu hal
itu adalah sosok dingin yang duduk tegak dibalik meja dengan keangkuhan yang
mencerminkan seolah-olah dirinyalah pusat dunia,

Lalu tatapannya itu,
 
tatapannya
itu !! 
 
Sangat
mengerikan. Mata biru itu menatapnya dengan kadar kebencian yang begitu kental.

Serena membasahi bibirnya dengan gugup, dan menunggu,  dan terus
menunggu. Tetapi lelaki itu hanya diam menatapnya, mempertahankan keheningan di
antara mereka. Serena mengangkat dagunya dan melemparkan tatapan "
well aku sudah disini, sekarang apalagi?
"
kepada lelaki itu.

Si mata biru mengerutkan alis gusar melihat tingkah berani Serena,
mulutnya menipis,

"Kudengar kau menyebabkan kekacauan di proyek  kali ini",

Akhirnya !!
Serena menghembuskan napas setengah lega setengah
panik mendengar kalimat pembuka laki-laki itu.

"Saya hanya mencoba menyelamatkan keadaan", sebenarnya Serena
tidak mau kedengaran begitu kurang ajar, tapi tatapan meremehkan laki-laki itu
mau tak mau memunculkan sisi defensif dari dirinya.

"
 
Menyelamatkan
keadaan katamu??
" , Lelaki itu tampak begitu murka mendengar
jawaban Serena,"Kau mengusir klien terpenting kita, dan mempermalukannya
di depan umum, dan kau bilang itu untuk menyelamatkan keadaan ??"

Serena membalas tatapan garang lelaki itu dengan tak kalah garang,
"Orang yang anda bilang klien terpenting kita itu, merayu dan meraba salah
satu SPG kita di tengah-tengah pameran tersebut, apakah menurut anda, saya,
sebagai supervisor yang bertugas dilapangan hanya boleh diam saja dan tidak
membelanya ??!"

Tatapan mata meremehkan dari mata biru itu benar benar membuat Serena
sebal,

"Kau bekerja disini sebagai
 
supervisor
 
dan seorang supervisor bertugas
menjaga hubungan baik dengan klien potensial, bukannya mengusirnya", jawab
lelaki itu tenang.

"Jadi menurut anda saya harus melupakan moralitas hanya demi
keuntungan perusahaan semata?!"

"Moralitas selamanya tidak akan dapat memberikan keuntungan, dalam
hal apapun", si mata biru mengangkat bahu dengan bosan.

Cukup sudah !
Serena menarik napas dalam-dalam,

"Kalau begitu saya tidak mau bekerja di perusahaan yang tidak
bermoral, paling cepat nanti siang, anda akan menerima surat pengunduran diri
dari saya !",

Sejenak suasana menjadi begitu hening, dan kalaupun si mata biru itu
kaget dengan keputusan impulsif Serena, dia berhasil menyembunyikannya dengan
baik karena ekspresinya tidak dapat ditebak, dia hanya memandang Serena dengan
ekspresi menilai.

Suasana terasa makin hening, dan Serena menunggu. Ketegangan terasa
bagaikan senar yang ditarik kencang, siap untuk putus.

Lalu, sebuah senyum muncul disudut bibir lelaki itu, walaupun begitu,
sinar matanya tampak begitu kejam.

"Tidak semudah itu nona Serena, mungkin saya adalah pemimpin
tertinggi sekaligus pemilik perusahaan ini, tetapi bukan berarti saya tidak
mengetahui setiap detail terkecil pegawai di sini",

Lelaki itu menatap dengan tajam sebelum menjatuhkan bom-nya,

 "Kau memiliki pinjaman yang belum selesai pada perusahaan ini
senilai 40 juta, katakan sekarang nona Serena, apakah kau bisa melunasi
pinjaman itu dengan tunai sekarang juga? Kalau ya, saya akan dengan senang hati
meluluskan permohonan pengunduran dirimu".

Wajah Serena benar-benar pucat pasi, dalam kemarahannya tadi, sama
sekali tidak terpikirkan mengenai pinjaman itu. Dan si mata biru tadi menanyai
apakah dia bisa membayar pinjamannya secara tunai? Tanpa sadar Serena
mengernyit seolah kesakitan, Ya Tuhan , itu tidak mungkin, bahkan sekarang dia
sedang  dalam kekalutan besar dan membutikan lebih banyak uang untuk....,
cepat-cepat dihapusnya pikiran  itu sebelum melayang lebih jauh,

Si mata biru mendengus menghina melihat kebekuan Serena,

"Oke saya asumsikan kau tidak dapat membayar tunai pinjaman itu,
meskipun saya sedikit bertanya-tanya kenapa wanita lajang seperti anda bisa
menghabiskan uang sebanyak itu, tapi toh itu bukan urusan saya",

Senyum di sudut bibir lelaki itu langsung menghilang dan tatapannya
berubah menjadi dingin,

 "Jadi, selama kau masih berhutang pada perusahaan ini dan
belum bisa menyelesaikan kewajibanmu, jangan seenaknya mengira kau bisa
mengundurkan diri dari perusahaan ini. Hanya sayalah, yang bisa memutuskan
apakah kau layak dipertahankan atau disingkirkan, jadi kembalilah bekerja dan
singkirkan moralitasmu yang munafik itu !!!"

Serena menatap lelaki itu dengan kebencian yang meluap-luap,

"Hanya pinjaman itu yang menahan saya disini, dan jika saya
berhasil melunasi pinjaman itu, saya akan langsung angkat kaki dari perusahaan
ini!, sekarang mohon ijin permisi
, saya
akan kembali
 
bekerja
 
!"

 

                                   
*******

 

Damian menatap pintu yang tertutup dengan agak keras di depannya. Dia
menunggu beberapa saat, lalu mendesah sambil melonggarkan ikatan dasinya yang
terasa mencekik, dengan letih dia bersandar di kursi sambil memejamkan mata,

Bukan salah gadis itu jika sekarang tubuhnya terasa begitu panas,
 
tidak !,
 
bukan cuma panas, kau sekarang
 
benar-benar
 
terbakar
 
man
!!,

"Serena Natasha",

Damian menggumamkan nama itu bagaikan mantra, lalu matanya membuka penuh
perhitungan,

Well, jangan harap kau bisa
semudah itu pergi dari sini, karena aku tak akan membiarkanmu pergi, Serena,
  gumamnya dalam hati.

Damian mengingat saat dia pertama kali melihat Serena, biasanya dia tak
pernah memperhatikan wanita, para wanitalah yang biasanya mengejar-ngejar
dirinya, Meski suka berganti ganti wanita, Damian dikenal sebagai kekasih yang
sangat dingin. Dia selalu menjaga jarak dan tak pernah mengijinkan siapapun
terlalu dekat, baginya wanita hanyalah tempat penyaluran gairahnya dan dia akan
membayar itu dengan perhiasan mahal, pakaian mewah dan hadiah-hadiah lainnya, dan
itu sudah  cukup memuaskan bagi dirinya dan wanita-wanita itu.

Tapi Serena
.....
,
gadis itu sudah 2 tahun bekerja sebagai supervisor lapangan disini, dan Damian
 
bahkan
 
tak pernah bertemu langsung dengannya,

Yah tentu saja!
Damian mendengus,

Seorang CEO tidak ada urusannya dengan supervisor lapangan.

Dan entah nasib sial apa yang menghinggapinya ketika pertama kali dia
bertemu dengan Serena, ketika itu dia sedang menjamu tamu penting dilokasi yang
berdekatan dengan proyek pameran pemasaran yang sedang berlangsung, maka secara
impulsif diputuskannya untuk mampir. Manajer pameran langsung tergopoh-gopoh
menyambutnya.

Lalu gadis itu muncul.

Dengan tubuh mungil, pakaian kerja yang efisien dan make up sederhana,
Serena jelas-jelas kalah jika dibandingkan dengan pacar-pacarnya yang selalu
seksi dan spektakuler
 
serta berasal dari kelas atas
. Tapi tubuh Damian bagaikan disadarkan ketika
melihat Serena, dan ketika mereka bersalaman, tangannya bagaikan disengat
listrik, gairah langsung meletup dari ujung kepala sampai ke kakinya begitu
menggebu-gebu sampai membuat kepalanya pening.

Kenyataan bahwa Serena sama sekali tidak memperhatikannya kecuali
sebagai bos sama sekali tidak membantu.

Damian menyadari ia mulai terobsesi pada Serena,
 
dimanapun ia berada, kapanpun ia ada,
 
ia selalu mencari gadis itu.Tak mau seharipun dilewatinya tanpa
menyempatkan diri melihat Serena
, hingga seolah-olah gadis itu merupakan eksistensi
kehidupannya.
Bahkan
 
demi hal itu,
 
sekarang ia mendapati dirinya mulai memanipulasi
beberapa proyek
 
yang sedapat mungkin
melibatkan divisi Serena semata-mata
 
 agar
 
dia
 
bisa sering  
me
lihat
 
Serena
.

Other books

The Light Who Shines by Lilo Abernathy
The Undead That Saved Christmas Vol. 2 by Lyle Perez-Tinics, ed.
Aching to Exhale by Debra Kayn
Keep the Change by Thomas McGuane
Choice of Evil by Andrew Vachss